Dalam
artikel kesehatan tentang stroke ini akan dibahas segalanya tentang
penyakit ini mulai dari epidemiologi, apa itu stroke, faktor resiko
stroke, gejala stroke, cara menangani stroke, pencegahan stroke, obat
stroke, harapan sembuh dari stroke dan menjalani kehidupan pasca stroke.
Berdasarkan data yang berhasil dikumpulkan oleh Yayasan Stroke Indonesia, masalah stroke semakin penting dan
mendesak karena kini jumlah penderita Stroke di Indonesia terbanyak dan
menduduki urutan pertama di Asia. Jumlah yang
disebabkan oleh stroke menduduki urutan kedua pada usia diatas 60 tahun dan
urutan kelima pada usia 15-59 tahun. Stroke merupakan penyebab kecacatan serius
menetap no 1 di seluruh dunia.
Badan kesehatan dunia memprediksi bahwa kematian akibat
stroke akan meningkat seiring dengan kematian akibat penyakit jantung dan
kanker kurang lebih 6 juta pada tahun 2010 menjadi 8 juta di tahun 2030.
Di Amerika Serikat tercatat hampir setiap 45 detik terjadi
kasus stroke, dan setiap 4 detik terjadi kematian akibat stroke. Pada tahun
2010, Amerika telah menghabiskan $ 73,7 juta untuk menbiayai tanggungan medis
dan rehabilitasi akibat stroke.
Secara normal darah mengangkut oksigen dan nutrisi untuk sel –
sel otak. Tanpa aliran
darah , sel otak akan cepat mati. Setiap detik 32.000 sel otak yang tidak
mendapat suplai oksigen akan mati.
Stroke merupakan suatu penyakit defisit neurologis yang
bersifat mendadak. Penyebabnya adalah gangguan pada aliran pembuluh darah di
otak. beberapa hal yang dapat menyebabkan terganggunya aliran darah di otak
antara lain adalah terbentuknya sumbatan pada pembuluh darah ( stroke iskemik )
maupun pecahnya pembuluh darah (stroke perdarahan), yang sama – sama dapat
menyebabkan aliran suplai darah ke otak terhenti dan muncul gejala kematian
jaringan otak.
Menurut dr.Yuda Turana Sp.S saat ini bukan hanya gejala kelemahan tubuh saja yang
menjadi fokus utama tetapi bisa saja terkena gangguan pada fungsi kognitif
seperti lupa mendadak, gelap satu mata, pusing, bicara
pelo / cadel mendadak, gangguan menelan, kesemutan seluruh badan mendadak,
gangguan keseimbangan mendadak.Stroke dapat menyebabkan gangguan baik fisik
maupun emosional seseorang.
kembali keatas
Beberapa faktor resiko terjadinya stroke , antara lain
A. | Yang dapat dimodifikasi (diubah), seperti | ||
1 | Merokok | ||
2 | Alkohol | ||
3 | Diabetes | ||
4 | Hiperlipidemia (hiperkolesterol) | ||
5 | Obesitas | ||
6 | Penyakit Hipertensi yang tidak terkontrol dengan obat | ||
B | Yang tidak dapat dimodifikasi, seperti | ||
1 | Komorbid dengan penyakit jantung (penyakit jantung koroner) | ||
2 | Stenosis arteri karotis | ||
3 | Penyakit anemia sel sabit | ||
4 | Usia lanjut | ||
5 | Pengguna obat –obatan anti pembekuan darah | ||
6 | Memiliki riwayat penyakit tekanan darah tinggi yang kronis (jangka waktu lama) | ||
7 | Memiliki riwayat gangguan pembuluh darah | ||
8 | Memiliki riwayat fibrilasi atrium | ||
9 | Memiliki riwayat gangguan pembekuan darah | ||
10 | Riwayat Stroke sebelumnya |
Saat ini yang cukup memprihatinkan adalah meningkatnya
kasus-kasus stroke pada usia muda yang diakibatkan tingkat stress yang tinggi
dan kebiasaan pola hidup yang kurang sehat seperti sering mengkonsumsi makanan
siap saji yang cukup banyak dan kurangnya olahraga.
TIA merupakan suatu stroke yang berlangsung sesaat dan tidak
menyebabkan gejala sisa apapun. Gejala berlangsung kurang dari 24 jam sehingga
fungsi otak yang terganggu dapat kembali normal. Namun, TIA yang berulang dapat
menyebabkan terbentuknya bekuan darah yang sewaktu-waktu dapat menyebar ke
seluruh tubuh lewat pembuluh darah. Sekitar 1 dari 5 orang yang pernah
mengalami TIA akan mengalami serangan stroke dalam waktu kurang lebih 3 bulan. TIA harus diwaspadai sebagai kondisi kegawatdaruratan sebab tidak ada jaminan akan sembuh dan fungsi akan kembali normal. Oleh karena
itulah meskipun gejala sudah menghilang tetapi tetap harus dicek kembali di RS
karena tidak ada bedanya dengan penanganan stroke.
Gejala TIA sama seperti stroke , antara lain penglihatan
ganda, pusing (vertigo), kehilangan keseimbangan, kelemahan satu sisi tubuh
ataupun kelumpuhan tangan, kaki, wajah ataupun seluruh tubuh, tidak lancar
berbicara dan tidak mengerti perintah. Bekuan darah yang terbentuk dapat
menyumbat pembuluh darah di daerah retina sehingga menimbulkan gejala gangguan
di mata seperti hilangnya penglihatan sementara (amaurosis fugax).
Perlu diingatkan lagi untuk gejala pada penderita stroke
tidak hanya kelemahan tubuh saja yang menjadi fokus utama tetapi bisa terjadi
gangguan pada fungsi kognitif yang bersifat mendadak, seperti
Mendadak mati rasa, kesemutan dan kelemahan pada wajah, tangan, atau kaki, pada satu sisi tubuh atau seluruh tubuh | |
Mendadak kebingungan, lupa mendadak, sulit berbicara ataupun sulit mengerti
|
|
Mendadak muncul masalah penglihatan pada satu atau kedua mata (penglihatan ganda, penglihatan gelap)
|
|
Mendadak kesulitan berjalan, dan kehilangan keseimbangan tubuh | |
Mendadak pusing berat tanpa sebab yang jelas
|
Kita dapat mengenali gejala stroke dengan mudah dengan
menggunakan tes FAST, merupakan
sebuah singkatan yang terdiri dari
F
|
ace
|
-- | cek muka mereka, apakah saat tersenyum akan terlihat sudut mulut yang turun |
A
|
rms
|
-- | dapatkah mengangkat kedua tangan, ataukah ada tangan yang lemah |
S
|
peech
|
-- | apakah lancar berbicara dan dapat dimengerti, atau terdengar cadel |
T
|
ime
|
-- |
segera hubungi Rumah sakit terdekat. Semakin cepat maka Semakin baik |
Kenali STROKE
dengan FAST dan bertindak “FAST” (cepat)
!!
dr.Yuda Turana Sp.S mengungkapkan bahwa banyak persepsi yang salah dalam mengenal stroke, misalnya
saat mengalami gejala stroke ada beberapa orang melakukan penusukan pada ujung
– ujung jari menggunakan jarum dengan harapan akan mendapat kesembuhan. Namun
bila hal tersebut dilakukan malah akan terjadi sebaliknya, dengan menusukkan
jarum maka akan menyebabkan nyeri yang dapat memicu terjadinya kenaikan tekanan
darah dan memperburuk keadaan stroke.
Ada juga yang memberikan ramuan –
ramuan tradisional yang dipercaya dapat menyembuhkan penyakit dan menghilangkan
gejala stroke, namun ada beberapa ramuan yang dapat menyebabkan gangguan
pembekuan darah yang bila diberikan pada penderita stroke perdarahan akan
memperburuk keadaannya. Oleh karena itu sebaiknya dihindari pemberian ramuan
atau obat – obatan tradisional sebelum diketahui dengan pasti apakah stroke
iskemik ( sumbatan ) atau stroke perdarahan.
“Waktu adalah Otak” itulah semboyan yang harus
diingat oleh setiap orang, semakin cepat mendiagnosis dan mengobati maka tidak
hanya menyelamatkan hidup tetapi dapat memulihkan keadaan semakin cepat.
Oleh karena
itu semua maka sebaiknya bila muncul gejala stroke harus segera dibawa ke Rumah
Sakit terdekat untuk mendapatkan penanganan secepat mungkin untuk dapat
mencegah terjadinya perburukan keadaan.
Tujuan dalam penatalaksaan stroke iskemik adalah
menghancurkan dan menghilangkan bekuan darah yang terbentuk dan menghalangi
aliran darah ke otak.
Obat – obatan yang sering dipakai untuk menangani stroke
iskemik adalah anti platelet, contohnya aspirin. Aspirin diberikan dosis kecil.
Di beberapa negara sudah dilakukan “Primary
Prevention” dimana aspirin dikonsumsi tidak hanya saat terjadi serangan
namun dikonsumsi secara terus menerus pada wanita setelah menopause dan pria
dengan faktor resiko seperti Hiperlipidemik, Diabetes, Hipertensi, dan Obesitas sehingga dapt
mencegah terjadinya stroke..
Beberapa obat – obatan lain yang diberikan dalam penatalaksanaan stroke iskemik meliputi
- RTPA (Recombinant Tissue Plasminogen Activator) : Alteplase, Streptokinase Diberikan secara intravena digunakan untuk menghancurkan bekuan darah yang terbentuk. Hanya digunakan dengan syarat
- kurang lebih 3-6 jam setelah serangan,
- jangan diberikan bila ada tanda – tanda trombosis vena serebral
- tidak pernah ada riwayat operasi kepala
- hipertensi ≥185 mmHg
- Anti Koagulan : Heparin, Warfarin, EnoxaparinDigunakan untuk mencegah terbentuknya emboli atau mencegah bila ada bekuan baru, hanya sebatas untuk kasus pada stroke dengan fibrilasi atrium
- Anti Platelet : Aspirin, Tidopidine, Clopidogrel
- Neuroprotector : Citikolin
- Anti Hipertensi : Labetolol, Nicardipine, Enalapril, Sodium NitroprusideUntuk beberapa kasus kegawatdaruratan tidak dianjurkan pemberian vasodilator cepat (Nitrogliserin, Hydralazin) karena dapat memperburuk keadaan.Pada stroke sumbatan, penurunan tekanan darah tidak dianjurkan terlalu agresif, bahkan tekanan darah dibiarkan tinggi kecuali bila diatas 220/120 mmHg maka harus segera diturunkan. Penurunan tekanan darah yang dianjurkan ≤ 20%
- Menurunkan tekanan Intrakranial : Manitol
- Obat lambung : Antasid (untuk mencegah ulcer dan refluks lambung) hanya diberikan sesuai dengan indikasi tertentu
Dapat menimbulkan efek samping yang
cukup tinggi seperti terjadinya perdarahan otak
Untuk kasus perdarahan biasanya penatalaksaan hanya konservatif dan
beberapa kasus membutuhkan penatalaksanaan dengan teknik operasi. Tujuan dalam
penatalaksaan stroke perdarahan adalah menghentikan perdarahan secepatnya
dan menyingkirkan gumpalan darah yang
terjadi di otak sehingga tidak terjadi penumpukan darah yang dapat memicu
terjadinya peningkatan tekanan dalam otak.Beberapa indikasi untuk dilakukan tindakan operasi antara
lain
- Cukup luas dan terletak di pinggir
- Masuk ke ruang ventrikel
- Terjadi pada usia muda
- Terdapat kelainan arteri vena (Arteriovenous Malformation)