Jumat, 24 Oktober 2014

Apa itu Diare

Apa itu DiareDiare adalah defekasi encer lebih dari 3x sehari dengan/atau tanpa darah dan/ atau lendir dalam tinja. Diare akut adalah diare yang terjadi secara mendadak pada bayi dan anak yang sebelumnya sehat.
Penyebab diare ditinjau dari patofisiologinya adalah sebagai berikut:
  • Diare sekresi (virus/kuman, hiperperistaltik usus halus, defisiensi imun/ SiGA).
  • Diare osmotik (malabsorpsi makanan, Kurang Energi Protein, Bayi Berat badan Lahir Rendah).


Perubahan-perubahan yang terjadi pada diare akut adalah: kehilangan cairan, perubahan keseimbangan asam basa, hipoglikemia, gangguan gizi dan gangguan sirkulasi. Dan segi nutsrisi, diare akut herakibat buruk terhadap keadaan gizi; melalui 4 mekanisme , yakni:
  • Pemasukan makanan berkurang oleh karena anoreksia, Kebiasaan mengurangi/meniadakan pemberian makanan.
  • Absorpsi makanan berkurang oleh karena kerusakan mukosa usus, vili menjadi pendek dan atrofi dan enzim laktase dan disakarida lainnya berkurang.
  • Metabolisme dan endokrin fungsinya terganggu pada keadaan infeksi sistemik.
  • Kehilangan langsung cairan dan elektrolit, serta kehilangan nitrogen melalui tinja dan keluarnya plasma protein dan darah karena kerusakan jaringan usus.
Agar pemberian diit pada anak dengan diare akut dapat memenuhi tujuannya, serta memperhatikan faktor yang mempengaruhi keadaan gizi anak, maka diperlukan persyaratan diit sebagai berikut:
  • Pasien segera diberikan makanan oral setelah rehidrasi atau keadaan telah memungkinkan, sedapat-dapatnya dilakukan dalam 24 jam pertama. Pemberian makanan secara dini penting untuk mengurangi sekecil mungkin perubahan keseimbangan protein-kalori.
  • Makanan cukup energi dan protein. Bila terjadi gizi kurang dapat diberikan diit energi lebih tinggi 25% dari kebutuhan normalnya dan tinggi protein.
  • Pemberian ASI diutamakan pada bayi. Pada anak yang mendapat susu formula dapat diberikan selang-seling dengan oralit sehingga terjadi pengenceran laktosa di dalam perut. Bila diare bertambah keras, pikirkan kemungkinan terjadinya intoleransi terhadap laktosa, maka susu formula bebas laktosa dapat dianjurkan selama kira-kira 2-3 minggu I°, selanjutnya dapat dicoba ke susu formula yang biasa dipakai sebelumnya. Susu formula diberikan sedikit demi sedikit dan sering; di antara pemberian susu formula dapat diberikan makanan. yang bermanfaat untuk memfermentasi, pH susu menjadi rendah, sehingga dapat menghambat pertumbuhan bakteri dalam usus. Pemberian susu formula yang diencerkan dalam jangka waktu yang lama hendaknya dicegah karena dapat meningkatkan air tinja. Pada bayi > 6 bulan yang memakai susu formula hendaknya dalam 24 jam setelah rehidrasi oral tercapai sudah kembali pada takaran penuh.
  • Pemberian cairan dan elektrolit sesuai dengan kebutuhan menurut berat badan dan umur.
  • Pemberian vitamin dan mineral dalam jumlah yang cukup.
  • Makanan tidak merangsang (bumbu tajam dan tidak menimbulkam gas dan rendah serat).
  • Makanan diberikan bertahap mulai dengan yang mudah dicerna ke bentuk yang sesuai umur dan keadaan penyakit.
  • Makanan diberikan dalam porsi kecil dengan frekuensi sering.
  • Khusus untuk penderita diare karena malabsorpsi diberikan makanan sesuai dengan penyebabnya, antara lain:
  1. Malabsorpsi lemak (berikan trigliserida rantai menengah).
  2. Intoleransi laktosa (berikan makanan rendah atau bebas laktosa), lihat pada 3 di atas.
  3. Panmalabsorpsi (berikan makanan rendah laktosa atau disakarida lain, glukosa polimer, trigliserida rantai menengah dan protein hidrolisat yang bersifat isomolar dan hipoalergis).
  4. Ketentuan ini selanjutnya dipakai juga pada diare kronik.
  • Parenteral nutrisi dapat dimulai apabila ternyata dalam 5 hari atau 7 hari masukan nutrisi tidak optimal.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mengunjungi artikel kami,semoga bermanfaat dan Bila ingin komentar silahkan komentar dengan sopan,.