Sabtu, 25 Oktober 2014

Stress Picu Maag

Stress Picu MaagAsam lambung akan meningkat jika seseorang mengalami stress, sehingga jika ada luka yang dalam, tentunya peningkatan asam lambung akan memperhebat keluhannya. Maag sering dianggap penyakit biasa-biasa saja karena mudah sembuh dengan obat. Jika terkontrol dengan baik, maag dapat sembuh total. Obat-obatan maag yang bermacam-macam beredar di pasaran membuat penderita maag menggampangkan kondisinya. Padahal, jika penyakit maag ini sampai parah, dapat terjadi nyeri hebat hingga muntah-muntah. Bahkan risiko terberat adalah terjadinya kebocoran lambung dan perdarahan. Sehingga penyakit ini harus diperhatikan dengan benar.
Pengelompokan Penyakit maag


Rasa yang tidak nyaman di daerah ulu hati biasanya dirasakan oleh penderita Maag. Dengan dengan rasa nyeri, perih, serta keluhan lain seperti mual, kembung, cepat kenyang, merasa penuh, sampai muntah-muntah. Kadang, jika rasa nyeri itu begitu hebatnya, sampai terasa sakit tembus ke tubuh bagian belakang. Umumnya, kondisi ini dikenal oleh kalangan medis sebagai sindrom dengan sebutan dispepsia.
Menurut dr. Ari Fahrial Syam, SpPD, MMB dari Departemen Penyakit Dalam Divisi Gastroenterologi RSUPN Cipto Mangunkusumo, dispepsia atau maag terbagi dalam tiga kelompok. Yaitu tipe ulkus, tipe dismotilitas, dan tipe campuran. Pada ulkus, penderita akan merasa nyeri di daerah ulu hati sampai tembus ke tubuh bagian belakang. “Serangannya terjadi di malam hari. Biasanya rasa nyeri ini hilang setelah makan, tapi kemudian bisa nyeri lagi,” ujar dr. Ari.
Tipe dismotilitas lebih menonjol gejala kembungnya, rasa penuh pada perut, cepat kenyang, dan mual. Sedangkan tipe campuran ada rasa nyeri dan kembung. Satu lagi tipe penyakit maag, yaitu kelompok penyakit Gastroesofageal Reflux Disease (GERD). “Biasanya, pasien akan merasakan panas di daerah dada, seperti terbakar. Selain itu ia akan merasa ada asam naik sehingga mulut terasa pahit,” paparnya.
Awalnya, GERD termasuk dalam penyakit maag. Namun keluhan GERD membuatnya terpisahkan dari tipe-tipe maag. Gejala lain pada GERD ini juga ada rasa serak dan banyak lendir di pagi hari, sehingga kadang membuat sesak nafas. Jika melihat adanya sakit di dada, penderita akan mengira ia menderita sakit jantung. Sesak nafas juga akan dikira sakit paru-paru. Ketika keduanya diperiksa dan ternyata normal, ditemukanlah bahwa ada masalah pada saluran pencernaan.
Jadi, ternyata maag bukan penyakit yang sederhana, ada berbagai tipe dengan gejalanya masing-masing. “Harus diperhatikan juga, penderita dengan keluhan-keluhan sakit maag belum tentu bersumber dari lambungnya,” ungkap dokter yang Juni mendatang berusia 39 tahun ini. Misalnya pada seseorang yang ada batu di empedu, ada kalanya keluhan berupa mual atau kembung.
Sehingga, menurut dr. Ari, orang yang merasakan sakit maag belum tentu masalah sakitnya bersumber pada lambung atau organ pencernaan lain. “Jadi, kalau ada penderita maag kronis kemudian minum obat yang ada di pasaran lalu sembuh, mungkin suatu saat dia harus kontrol penyakitnya ke dokter. Apa benar problemnya di lambung atau ada masalah lain,” tegas dr. Ari.
Fungsional dan organik
Pada satu kelompok orang, sekitar 30-40% mengalami gangguan sakit maag, Menurut dr. Ari. “Angka ini menunjukkan bahwa jumlah penderita maag tidak sedikit, dan sudah umum dialami banyak orang,” ujar dokter yang pernah melakukan survei tentang penyakit maag ini.
Umumnya, 80 persen penyakit maag termasuk jenis fungsional. Maksudnya, tidak ada kelainan pada saluran cerna, namun disebabkan oleh stres, kurang tidur, beban pekerjaan, juga makan tidak teratur. Sisanya, 20 persen termasuk organik, yaitu ada kelainan pada organ pencernaan, seperti luka pada lambung atau kerongkongan. “Suatu kali akan bermasalah jika yang kelainan ini tidak diobati dengan baik. Karena keluhan maag bisa jadi keluhan penyakit lainnya. Jika tidak diobati takutnya penyakit ini bertambah berat. Harus diwaspadai jika seseorang sering sakit maag,” imbuh dokter yang sempat mengenyam pendidikan di Universitas Indonesia dan University of Queensland, Australia ini.
Maag juga bisa disebabkan oleh obat tertentu seperti obat reumatik yang sering dikonsumsi untuk sakit persendian. Hal ini menjadi salah satu penyebab timbulnya gangguan pada lambung. “Bahkan, pada keadaan yang cukup berat dapat timbul perdarahan pada lambung akibat penggunaan obat-obat reumatik itu,” tambah dr. Ari.
Penyebab seseorang mengalami keluhan seperti penderita maag disebabkan juga oleh kuman. Kuman ini disebut helicobacter pylori yang dapat menyebabkan infeksi. Kuman yang hidup di lambung ini masuk lewat makanan yang kebersihannya kurang diperhatikan. Sehingga, memeriksa apakah maag yang dialami termasuk fungsional atau organik adalah penting. Biasanya maag fungsional akan membaik jika makan teratur dan stres berkurang.
Saat ini, perlu diwaspadai adanya maag pada anak-anak. Memang, angkanya masih rendah, namun dengan adanya perubahan pola makan seperti makan pedas dan asam, berlemak, ditambah dengan banyaknya kegiatan sekolah dan luar sekolah yang membuat tingkat stres lebih tinggi, kasus maag juga ditemukan pada anak-anak.
Pengobatan untuk penderita maag harus benar
Pada penderita maag pengobatannya tergantung pada penyebabnya. Obat maag terbagi menjadi beberapa kelompok. Yaitu obat antasida, yang sifatnya hanya menetralkan asam lambung saja sehingga mengurangi keluhan maag. Obat yang banyak beredar di pasaran termasuk obat antasida. Berikutnya adalah obat anti asam, yang dapat mengurangi asam pada lambung. Obat anti asam ini ada yang sifatnya ringan dan berat tergantung penyebab maag. Selain itu ada kelompok obat prokinetik, untuk memperbaiki motilitas (pergerakan) lambung.
Jika ada penderita maag dengan penyebab faktor psikisnya yang dominan, dokter akan memberikan obat untuk faktor psikis tersebut. “Kita berikan obat anti cemas dan penenang,” ujar dr. Ari. Selain itu, jika ditemukan adanya kuman Helicobacter pylori, maka kuman ini harus dihilangkan, biasanya dengan kombinasi dua antibiotik ditambah obat anti asam yang cukup kuat.
Perubahan gaya hidup sangat penting selain obat-obatan. Jika penderita maag terlalu stress, maka dia harus berusaha mengendalikan stressnya. Begitu juga mengubah kebiasaan yang tidak baik, seperti kebiasaan makan tidak teratur, merokok, konsumsi obat reumatik tanpa aturan, semua harus dikendalikan bahkan dikurangi.
Perhatikanlah juga saat konsumsi obat. Mengonsumsi banyak obat dapat mengarah pada terjadi penyakit lain. Misalnya, penggunaan antasida berlebihan dapat mengganggu fungsi ginjal. Kadang, maag dianggap penyakit yang sederhana, sehingga penderita maag cenderung mengobati sendiri. Padahal jenis maag organik termasuk penyakit serius. “Namun, semua bisa diobati, apalagi kalau jelas disebabkan oleh kuman. Demikian juga maag akibat asam lambungnya naik, jika ditekan asam lambungnya dengan optimal, maag dapat sembuh total,” papar dr. Ari. Asalkan tindakan pemeriksaan dan pengobatannya tepat.
Sekarang ini, dengan menggunakan endoskopi atau diteropong lambung dapat diperiksa untuk memastikan penyebab keluhannya. Dengan endoskopi, dokter dapat melihat langsung kondisi kerongkongan, lambung, dan usus 12 jari. Jika ada luka yang dalam sampai perdarahan, harus dioperasi. “Bisa saja ternyata ada tumor atau kanker di organ pencernaannya. Tapi di Indonesia, kejadian kanker lambung masih di bawah satu persen,” jelas dr. Ari.
Perkembangan lainnya, pendeteksian kuman dengan cara non invasive (tanpa melalui endoskopi). Yaitu dengan menggunakan uap, yang disebut Urea Breath Test (UBT). “Jadi, kita tes pasien dengan penguapan dengan bantuan alat. Lalu kita deteksi apakah ada kuman atau tidak,” ungkap dr. Ari. Saat ini layanan ini baru ada di RSUPN Cipto Mangunkusumo dan salah satu laboratorium ternama.
(Bestantia Indraswati)sumber
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mengunjungi artikel kami,semoga bermanfaat dan Bila ingin komentar silahkan komentar dengan sopan,.