Untuk menghindari peluang terkena
penyakit jantung, ada baiknya kita mengenali faktor resikonya. Berikut
adalah beberapa faktor resiko yang patut diwaspadai.
Usia dan jenis kelaminPria di bawah usia 50 tahun memiliki resiko lebih tinggi dibandingkan dengan wanita pada kelompok usia yang sama.
Setelah menopause, resiko seorang wanita bertambah karena penurunan yang tajam dari hormon estrogen yang bersifat melindungi.
Keturunan dari keluarga
Penelitian menunjukkan bahwa jika
terdapat riwayat gangguan jantung dalam keluarga, keturunan mereka lebih
cenderung mengembangkan problem yang serupa.
Diabetes (kencing manis)
Penderita diabetes dapat mengalami penyakit jantung akibat komplikasi dari penyakit tersebut.
Merokok (terkena asap rokok)
Merokok secara langsung bertanggung
jawab atas kira-kira 20 persen dari semua kematian karena penyakit
jantung dan hampir 50 persen dari serangan jantung pada wanita berusia
di bawah 55 tahun. Merokok meningkatkan tekanan darah dan memasukkan
zat-zat kimia beracun, seperti nikotin dan karbon monoksida, ke dalam
aliran darah. Selanjutnya, zat-zat kimia ini akan merusak arteri. Para
perokok juga membuat mereka yang ikut menghirup asapnya beresiko
mengalami masalah pada jantung. Penelitian menyingkapkan bahwa
orang-orang yang tidak merokok yang tinggal dengan para perokok memiliki
tambahan resiko serangan jantung. Oleh karena itu, dengan berhenti
merokok seseorang dapat mengurangi resikonya sendiri dan bahkan dapat
menyelamatkan kehidupan orang-orang tercinta yang tidak merokok.
Tekanan darah tinggi (hipertensi)
Tekanan darah tinggi (hipertensi) dapat
melukai dinding arteri dan memungkinkan kolesterol LDL memasuki saluran
arteri dan meningkatkan penimbunan plak. Seraya timbunan plak meningkat,
terjadi lebih banyak penghalang terhadap aliran darah dan dengan
demikian terjadilah peningkatan tekanan darah yang meningkatkan resiko
serangan jantung.
Kegemukan (obesitas)
Kelebihan berat meningkatkan tekanan
darah tinggi dan ketidaknormalan jumlah lemak. Menghindari atau
mengobati obesitas (kegemukan) adalah cara utama untuk menghindari
diabetes. Diabetes kemudian akan meningkatkan resiko penyakit jantung
koroner.
Gaya hidup kurang gerak
Orang-orang yang tidak banyak bergerak
memiliki resiko serangan jantung yang lebih tinggi. Mereka menghabiskan
sebagian besar dari hari mereka tanpa aktif secara fisik dan tidak
berolahraga dengan teratur. Serangan jantung sering kali terjadi pada
orang-orang ini setelah kegiatan-kegiatan yang berat seperti bekerja
keras di kebun, jogging, mengangkat beban berat, atau menyekop salju.
Tetapi resikonya menurun di antara mereka yang berolahraga dengan
teratur. Jalan-jalan santai selama 20 hingga 30 menit sebanyak tiga atau
empat kali seminggu dapat menurunkan resiko serangan. Olahraga dengan
teratur dapat meningkatkan kemampuan jantung untuk memompa dan dapat
menurunkan kadar kolesterol serta menurunkan tekanan darah.
Stres (tekanan emosi)
Berdasarkan penelitian, stres dapat
menyebabkan penyempitan arteri dan ini menurunkan aliran darah hingga 27
persen. Penyempitan yang berarti bahkan dapat terlihat pada arteri yang
terkena penyakit ringan. Penelitian lain mengesankan bahwa stres berat
dapat menyebabkan pecahnya dinding arteri yang memicu serangan jantung.
Suplemen Jantung
Sekadar mengetahui faktor resiko
penyakit tersebut tidaklah cukup. Perlu tindakan untuk mencegah
terjadinya penyakit ini. Selain itu, penting untuk mengetahui gejala
adanya penyakit jantung. Penanganan yang cepat dan tepat dapat
mengurangi dampak buruk yang diakibatkannya.