Rematik
merupakan penyakit yang dapat berujung pada bahaya karena ketika telah
mencapai tingkat kronisnya rematik dapat menjadi salah satu penyebab
kelumpuhan pada anggota gerak pada tubuh penderita.
Penyebab rematik sampai saat ini belum diketahui, namun diduga dipicu oleh kombinasi berbagai faktor, termasuk kerentanan genetik, infeksi virus atau perubahan hormon. Perempuan lebih mungkin terkena penyakit rematik dibandingkan laki-laki. Pada wanita yang sudah terkena rematik, kehamilan dan menyusui dapat memperburuk kondisinya.
Rematik sering disebut dengan rheumatismos, rheumatism, reumatik atau rematik yang secara sederhana bisa diartikan sebagai kondisi kerusakan sendi akibat tidak lancarnya proses perbaikan secara terus-menuers dalam sendi tersebut.
Keadaan tersebut akan semakin parah dengan hadirnya cairan yang dianggap jahat (mukus) yang mengalir dari otak sndi dan struktur lain di dalam tubuh. Karenanya, para ahli keodkteran memasukkan penyakit ini dalam kelompok penyakit pada sendi atau reumatologi.
Dalam istilah kedokteran ini pula, rematik lebih sering disebut dengan keadaan yang selalu disertai rasa nyeri dan kaku pada sistem tulang otot (muskuloskeletal) dan terjadinya penyakit pada jaringan ikat (connective tissue). Bisa juga dikatakan sebagai penyakti yang menyerang sendi, otot dan jaringan tubuh.
Rematik memiliki tiga keluhan utama yaitu nyeri di bagian sndi dan alat gerak, terasa kaku dan lemah. Keluhan tersebut disertai dengan tiga tanda yaitu sendi bengkak, otot lemah dan gangguan otak.
Sekitar 90% penderita rematik adalah orang yang berusia di atas 60 tahun. Jika usia kita telah melewati 50 tahun, sebaiknya jangan terlalu banyak melakukan aktivitas yang membebani anggota badan. Penderita rematik yang berbadan gemuk sebaiknya menurunkan berat badan agar beban lutut tidak terlalu berat.
Penyebab rematik sampai saat ini belum diketahui, namun diduga dipicu oleh kombinasi berbagai faktor, termasuk kerentanan genetik, infeksi virus atau perubahan hormon. Perempuan lebih mungkin terkena penyakit rematik dibandingkan laki-laki. Pada wanita yang sudah terkena rematik, kehamilan dan menyusui dapat memperburuk kondisinya.
Gambar 1 : Contoh rematik di jari tangan
Gambar 2 : Contoh rematik pada sendi lutut
Penyakit rematik atau yang dalam bahasa medisnya disebut rheumatoid
arthritis (RA) adalah peradangan sendi kronis yang disebabkan oleh
gangguan autoimun. Gangguan autoimun terjadi ketika sistem kekebalan
tubuh yang berfungsi sebagai pertahanan terhadap penyusup seperti virus,
bakteri, dan jamur, keliru menyerang sel dan jaringan tubuh sendiri.Rematik sering disebut dengan rheumatismos, rheumatism, reumatik atau rematik yang secara sederhana bisa diartikan sebagai kondisi kerusakan sendi akibat tidak lancarnya proses perbaikan secara terus-menuers dalam sendi tersebut.
Keadaan tersebut akan semakin parah dengan hadirnya cairan yang dianggap jahat (mukus) yang mengalir dari otak sndi dan struktur lain di dalam tubuh. Karenanya, para ahli keodkteran memasukkan penyakit ini dalam kelompok penyakit pada sendi atau reumatologi.
Dalam istilah kedokteran ini pula, rematik lebih sering disebut dengan keadaan yang selalu disertai rasa nyeri dan kaku pada sistem tulang otot (muskuloskeletal) dan terjadinya penyakit pada jaringan ikat (connective tissue). Bisa juga dikatakan sebagai penyakti yang menyerang sendi, otot dan jaringan tubuh.
Rematik memiliki tiga keluhan utama yaitu nyeri di bagian sndi dan alat gerak, terasa kaku dan lemah. Keluhan tersebut disertai dengan tiga tanda yaitu sendi bengkak, otot lemah dan gangguan otak.
Sekitar 90% penderita rematik adalah orang yang berusia di atas 60 tahun. Jika usia kita telah melewati 50 tahun, sebaiknya jangan terlalu banyak melakukan aktivitas yang membebani anggota badan. Penderita rematik yang berbadan gemuk sebaiknya menurunkan berat badan agar beban lutut tidak terlalu berat.
Rematik Gout Akut
Radang sendi tersebut timbul dengan gejala lengkap berupa nyeri hebat, bengkak, kulit di atas sendi yang sakit berwarna kemerahan dan bila diraba terasa panas. Rasa nyeri yang sedemikian hebat biasanya timbul menjelang pagi hari. Rasa nyeri tersebut membuat penderita sukar berjalan. Puncak rasa sakit tercapai dalam 24 jam setelah timbul gejala pertama. Tanpa pengobatan, serangan arthritis gout akut yang pertama kali ini akan menghilang secara perlahan-lahan dalam waktu 5-14 hari. Serangan gout akut bisa juga mengenai sendi lainnya seperti sendi di pergelangan kaki, lutut dan pangkal jari tangan.
Serangan arthritis gout akut sering kali terjadi tiba-tiba tanpa sebab yang nyata. Berikut ini adalah hal-hal yang dapat menjadi pemicu seperti :
- Alkohol
- Makan berlebihan
- Trauma/benturan ringan pada sendi
- Kekurangan cairan akibat kurang minum
- Diet yang terlalu ketat
- Puasa, misalnya sebelum menjalankan operasi
Serangan gout akut bisa berlangsung lebih lama lagi bila mendapat pertolongan yang salah. Misalnya diberikan allopurinol atau probenesid pada fase akut sehingga terjadi penurunan mendadak kadar asam urat. Akibatnya, rasa sakit dan lamanya sakit bertambah panjang. Pada serangan arthritis gout akut, kdaar asam urat darah dapat meninggi, normal ataupun rendah. Dalam salah satu penelitian, ternyata pada 12,5% kasus pernderita arthritis gout akut bahkan ditemukan kadar asam urat yang rendah.
Pada serangan pertama rematik gout akut akan menyerang beberapa sendi sekaligus (poliartikuler) dengan rasa nyeri lebih hebat, rasa sakit lebih lama, kadang disertai demam, frekuensi serangan meningkat dan masa kesembuhan semakin pendek. Kadang-kadang rasa nyeri berlangsung terus-menerus disertai bengkak dan rasa kaku pada sendi yang sakit. Jika penderita ini tidak diobati, suatu saat bisa menjadi reumatik gout kronik sehingga tidak ada lagi masa bebas serangan.
Rematik Jantung
Rematik jantung adalah salah satu dari berbagai macam
penyakit jantung yang ada. Penyakit rematik jantung (PJR) atau dalam
bahasa medisnya Rheumatic Heart Disease (RHD) ini adalah kondisi dimana
terjadi kerusakan permanen dari katup-katup jantung yang bisa berupa
penyempitan atau kebocoran, terutama katup mitral (stenosis katup
mitral) yang disebabkan oleh demam rematik. Katup-katup jantung
tersebut rusak karena proses perjalanan penyakit yang dimulai dengan
infeksi tenggorokan yang disebabkan oleh bakteri Streptococcus β
hemoliticus tipe A (contoh: Streptococcus pyogenes), bakteri yang bisa
menyebabkan demam rematik, dengan satu atau lebih gejala mayor yaitu
Poliarthritis migrans akut, Karditis, Korea minor, Nodul subkutan dan
Eritema marginatum.
Pada
beberapa pasien yang mengalami demam rematik akut bisa terjadi kelainan
katup jantung lainnya yang bisa berakibat pada gangguan katup jantung,
gagal jantung (CHF), radang selaput jantung (perikarditis). Di Amerika
Serikat bahkan penyakit rematik jantungini masih merupakan penyebab dari
penyakit jantung yang disebut dengan mitral stenosis (MS) dan juga
penggantian katup jantung pada pasien dewasa di sana.
Penyebab rematik jantun g ini diperkirakan adalah reaksi autoimun (kekebalan tubuh) yang disebabkan oleh demam reumatik. Infeksi streptococcus β hemolitikus grup A pada tenggorok selalu mendahului terjadinya demam reumatik baik demam reumatik serangan pertama maupun demam reumatik serangan yang berulang. Penyakit ini berhubungan erat dengan infeksi saluran nafas bagian atas oleh Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A berbeda dengan glomerulonefritis yang berhubungan dengan infeksi streptococcus dikulit maupun disaluran nafas, demam rematik agaknya tidak berhubungan dengan infeksi streptococcus dikulit.
Faktor-faktor predisposisi terjadinya penyakit rematik jantung/ Rheumatic Heart Desease terdapat pada diri individu itu sendiri dan juga faktor lingkungan.
1. Faktor genetik. Adanya antigen limfosit manusia ( HLA ) yang tinggi. HLA terhadap demam rematik menunjukan hubungan dengan aloantigen sel B spesifik dikenal dengan antibodi monoklonal dengan status reumatikus.
2. Umur. Umur agaknya merupakan faktor predisposisi terpenting pada timbulnya demam reumatik / penyakit reumatik jantung. Penyakit ini paling sering mengenai anak umur antara 5-15 tahun dengan puncak sekitar umur 8 tahun. Tidak biasa ditemukan pada anak antara umur 3-5 tahun dan sangat jarang sebelum anak berumur 3 tahun atau setelah 20 tahun. Distribusi umur ini dikatakan sesuai dengan insidens infeksi streptococcus pada anak usia sekolah. Tetapi Markowitz menemukan bahwa penderita infeksi streptococcus adalah mereka yang berumur 2-6 tahun.
3. Keadaan gizi dan lain-lain. Keadaan gizi serta pola hidup dan juga adanya penyakit-penyakit lain belum dapat ditentukan apakah merupakan faktor predisposisi untuk timbulnya demam reumatik.
4. Golongan etnik dan ras. Data di Amerika Utara menunjukkan bahwa serangan pertama maupun ulang demam reumatik lebih sering didapatkan pada orang kulit hitam dibanding dengan orang kulit putih. Tetapi data ini harus dinilai hati-hati, sebab mungkin berbagai faktor lingkungan yang berbeda pada kedua golongan tersebut ikut berperan atau bahkan merupakan sebab yang sebenarnya.
5. Jenis kelamin. Demam reumatik sering didapatkan pada anak wanita dibandingkan dengan anak laki-laki. Tetapi data yang lebih besar menunjukkan tidak ada perbedaan jenis kelamin, meskipun manifestasi tertentu mungkin lebih sering ditemukan pada satu jenis kelamin.
6. Reaksi autoimun. Dari penelitian ditemukan adanya kesamaan antara polisakarida bagian dinding sel streptokokus beta hemolitikus group A dengan glikoprotein dalam katub mungkin ini mendukung terjadinya miokarditis dan valvulitis pada reumatik fever.
Penyebab rematik jantun g ini diperkirakan adalah reaksi autoimun (kekebalan tubuh) yang disebabkan oleh demam reumatik. Infeksi streptococcus β hemolitikus grup A pada tenggorok selalu mendahului terjadinya demam reumatik baik demam reumatik serangan pertama maupun demam reumatik serangan yang berulang. Penyakit ini berhubungan erat dengan infeksi saluran nafas bagian atas oleh Beta Streptococcus Hemolyticus Grup A berbeda dengan glomerulonefritis yang berhubungan dengan infeksi streptococcus dikulit maupun disaluran nafas, demam rematik agaknya tidak berhubungan dengan infeksi streptococcus dikulit.
Faktor-faktor predisposisi terjadinya penyakit rematik jantung/ Rheumatic Heart Desease terdapat pada diri individu itu sendiri dan juga faktor lingkungan.
1. Faktor genetik. Adanya antigen limfosit manusia ( HLA ) yang tinggi. HLA terhadap demam rematik menunjukan hubungan dengan aloantigen sel B spesifik dikenal dengan antibodi monoklonal dengan status reumatikus.
2. Umur. Umur agaknya merupakan faktor predisposisi terpenting pada timbulnya demam reumatik / penyakit reumatik jantung. Penyakit ini paling sering mengenai anak umur antara 5-15 tahun dengan puncak sekitar umur 8 tahun. Tidak biasa ditemukan pada anak antara umur 3-5 tahun dan sangat jarang sebelum anak berumur 3 tahun atau setelah 20 tahun. Distribusi umur ini dikatakan sesuai dengan insidens infeksi streptococcus pada anak usia sekolah. Tetapi Markowitz menemukan bahwa penderita infeksi streptococcus adalah mereka yang berumur 2-6 tahun.
3. Keadaan gizi dan lain-lain. Keadaan gizi serta pola hidup dan juga adanya penyakit-penyakit lain belum dapat ditentukan apakah merupakan faktor predisposisi untuk timbulnya demam reumatik.
4. Golongan etnik dan ras. Data di Amerika Utara menunjukkan bahwa serangan pertama maupun ulang demam reumatik lebih sering didapatkan pada orang kulit hitam dibanding dengan orang kulit putih. Tetapi data ini harus dinilai hati-hati, sebab mungkin berbagai faktor lingkungan yang berbeda pada kedua golongan tersebut ikut berperan atau bahkan merupakan sebab yang sebenarnya.
5. Jenis kelamin. Demam reumatik sering didapatkan pada anak wanita dibandingkan dengan anak laki-laki. Tetapi data yang lebih besar menunjukkan tidak ada perbedaan jenis kelamin, meskipun manifestasi tertentu mungkin lebih sering ditemukan pada satu jenis kelamin.
6. Reaksi autoimun. Dari penelitian ditemukan adanya kesamaan antara polisakarida bagian dinding sel streptokokus beta hemolitikus group A dengan glikoprotein dalam katub mungkin ini mendukung terjadinya miokarditis dan valvulitis pada reumatik fever.
Rematik Sendi
Tulang-tulang sebagai keseluruhan rangka mampu bergerak karena adanya sendi-sendi yang menghubungkan antara tulang yang satu dengan tulang lainnya yang diperkuat oleh jaringan ligamen (jaringan ikat yang mengikat tulang-tulang persendian). Untuk membantu memperlancar gerakan, persendidan dilumasi cairan yang khusus (cairan sinovial) dan ujung-ujung tulang dilapisi oleh jaringan yang disebut kartilago (tulang rawan).
Ada beberapa jenis persendian pada tubuh manusia. Sendi yang memungkinkan gerakan bebas ke segala arah disebut sendi sinoval atau diartrosis, seperti sendi peluru pada bahu, serta sendi engsel pada siku dan lutut. Persendian yang gerakannya snagat terbatas disebut amfiartosisi atau sendi tulang rawan, seperti pada sendi antar ruas tulang belakang. Persendian yang tidak memungkinkan pergerakan disebut sinartrosis, seperti pada sendi antar tulang tengkorak.
Persendian sebagai anggota gerak dapat mengalami kerusakan sehingga menimbulkan rasa nyeri yang disebut rematik. Rematik juga dapat menyerang anggota gerak lain, seperti otot, tulang dan jaringan ikat. Rasa nyer pada anggota gerak dapat disebabkan karena proses patologis (penyakit) pada unsur-unsur yang ikut menyusun rangka tubuh. Nyeri tersebut dalam istilah kedokteran diberi nama sesuai dengan lokasi gangguannya, seperti nyeri di sendi disebut artralgia, nyeri di tulang disebut osteodinia, nyeri di otot disebut mialgia, dan nyeri di saraf disebut neuralgia. Apabila rasa nyeri tersebut disertai dengan tanda peradangan diberi nama sesuai dengan unsur yang ikut menyusun anggota gerak seperti gangguan pada sendi disebut arthritis, pada tulang disebut osteotitis, pada otot disebut miositis, pada saraf disbut neuritis, tendon (urat otot dan urat tulang) disebut tendonitis, dan pada bantalan cairan di sekitar persendian disebut bursitis.
Pada rematik sendi, jika sendi mengalami peradangan maka sendi akan membengkak, warna kulit terlihat memerah, nyeri dan terasa panas setempat, dan sakit jika diraba. Terkadang, pada kulit akan timbul bercak-bercak dan jika ditekan agak nyeri. Selain itu persendian yang terkena rematik menjadi kaku dan susah digerakkan. Namun, kekakuan juga dapat disebabkan oleh otot yang tegang secara berkesinambungan.
Sebagian orang usia muda dapat menghasilkan bunyi-bunyian jika menekukkan persendian pada jari-jari tangan, kaki atau yang lainnya. Meskipun demikian, bukan berarti mereka itu akan terkena rematik. Pada penyakit rematik dapat dirasakan adanya bunyi berderak yang dapat diraba dan didengar.
Arthritis Rheumatoid
Sendi terdiri dari 2 ujung tulang yang tertutup tulang rawan dan
tendon yang menahan kedua tulang agar tetap menyatu. Tulang rawan
terdiri dari protein yang memungkinkan tulang meluncur diatas satu sama
lain dan bertindak sebagai bantalan yang akhirnya akan merusak sendi.
Arthiritis reumatoid (AR) adalah penyakit autoimun denga inflamasi kornik yang ditandai dengan pembengkakan, nyeri sendi serta destruksi jaringan sinovial yang disertai gangguan pergerakan diikuti dengan kematian prematur. Penyakit ini dapat mempengaruhi berbagai jaringan dan organ, terutama menyerang sendi yang disebut inflamasi sinovitis, berkembang menjadi kerusakan tulang rawan artikuler dan kekakuan sendi. AR dapat menimbulkan peradangan yang menyebar ke paru, perikardium, pleura, sklera dan timbul lesi noduler yang paling sering di bawah kulit.


- Kaku pada sendi terutama pada siang hari
- Artritis sendi tangan
- Nodule rheumatoid simetris
- Rheumatoid factor (RF)
- Perubahan radiolog
Penyebab penyakit ini belum diketahui dengan jelas tapi dianggap kelainan auotimun memegang peranan penting. Penyakit ini sering didapatkan pada usia 40-50 tahun tetapi dapat pula dijumpai pada usia lain. Wanita 3x lebih sering dibanding pria. Penyakit ini akan menonaktifkan dan menimbulkan rasa nyeri pada sendi saat terjadi mobilitas.
Gerakan lembut bisa meringankan gejala pada tahap awal penyakit. Kelainan sendi pada AR biasanya simetris dan pada awal penyakit biasanya asimetris. Sering dijumpai adanya nodule rheumatoid yaitu benjolan subkutan yang menunjukkan nekrosis fibrinoid dengan diameter dalam milimeter sampai sentimeter.
Pada AR dapat dijumpai fibrosis paru, amiloidosis ginjal karena peradangan ginjal kronik, timbul arterosklerosis yang menyebabkan infark jantung dan stroke.
Biasanya pada AR didapatkan kelainan poliartritis sendi kecil dan besar secara simetris. Kerusakan ini didasarkan atas perubahan readiografi dan rheumatoid factor.
Test lain apa yang mungkin dapat dipakai untuk evaluasi AR?
Dokter anda akan memilih laju endap darah (LED), jumlah leukosit untuk mendeteksi adanya peradangan. Pemeriksaan CRP lebih baik dari LED karena pemeriksaan CRP lebih bersifat spesifik. Oleh karena terjadinya anemia merupaka komplikasi penyakit AR, maka perlu dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin. Pemeriksaan antinuclear antibody (ANA) yang negatif menyingkirkan penyakit systemic lupus erythematosus (SLE). Khusus untuk monitoring pemeriksaan diagnosis AR dengan anti-CCP harus menggunakan alat dan metoda yang sama.
Arthiritis reumatoid (AR) adalah penyakit autoimun denga inflamasi kornik yang ditandai dengan pembengkakan, nyeri sendi serta destruksi jaringan sinovial yang disertai gangguan pergerakan diikuti dengan kematian prematur. Penyakit ini dapat mempengaruhi berbagai jaringan dan organ, terutama menyerang sendi yang disebut inflamasi sinovitis, berkembang menjadi kerusakan tulang rawan artikuler dan kekakuan sendi. AR dapat menimbulkan peradangan yang menyebar ke paru, perikardium, pleura, sklera dan timbul lesi noduler yang paling sering di bawah kulit.
Contoh gambaran pada arthritis rheumatoid pada tangan
Kriteria diagnostik AR menuut American College of Rheumatology (ACR) tahun 1987 :- Kaku pada sendi terutama pada siang hari
- Artritis sendi tangan
- Nodule rheumatoid simetris
- Rheumatoid factor (RF)
- Perubahan radiolog
Penyebab penyakit ini belum diketahui dengan jelas tapi dianggap kelainan auotimun memegang peranan penting. Penyakit ini sering didapatkan pada usia 40-50 tahun tetapi dapat pula dijumpai pada usia lain. Wanita 3x lebih sering dibanding pria. Penyakit ini akan menonaktifkan dan menimbulkan rasa nyeri pada sendi saat terjadi mobilitas.
Bagaimana diagnosis penyakit AR ?
Diagnosis ditegakkan berdasarkan :- Gejala klinik
Gerakan lembut bisa meringankan gejala pada tahap awal penyakit. Kelainan sendi pada AR biasanya simetris dan pada awal penyakit biasanya asimetris. Sering dijumpai adanya nodule rheumatoid yaitu benjolan subkutan yang menunjukkan nekrosis fibrinoid dengan diameter dalam milimeter sampai sentimeter.
Pada AR dapat dijumpai fibrosis paru, amiloidosis ginjal karena peradangan ginjal kronik, timbul arterosklerosis yang menyebabkan infark jantung dan stroke.
Biasanya pada AR didapatkan kelainan poliartritis sendi kecil dan besar secara simetris. Kerusakan ini didasarkan atas perubahan readiografi dan rheumatoid factor.
- Pemeriksaan radiologi sendi
- Pemeriksaan laboratorium. Pemeriksaan laboratorium yang dikaitkan dengan AR adalah pemeriksaan rheumatoid factor (RF) dan anti-citrullinated protein antibodies (ACPA). ACPA dikenal 2 macam yaitu pemeriksaan anti-cylic citrullinated peptide (anti-CCP) dan anti-mutated vimentin (anti-MCV).
Test lain apa yang mungkin dapat dipakai untuk evaluasi AR?
Dokter anda akan memilih laju endap darah (LED), jumlah leukosit untuk mendeteksi adanya peradangan. Pemeriksaan CRP lebih baik dari LED karena pemeriksaan CRP lebih bersifat spesifik. Oleh karena terjadinya anemia merupaka komplikasi penyakit AR, maka perlu dilakukan pemeriksaan kadar hemoglobin. Pemeriksaan antinuclear antibody (ANA) yang negatif menyingkirkan penyakit systemic lupus erythematosus (SLE). Khusus untuk monitoring pemeriksaan diagnosis AR dengan anti-CCP harus menggunakan alat dan metoda yang sama.
Demam Rematik
Terjadinya endokarditis rematik disebabkan langsung oleh demam
rematik, suatu peyakit sistematis yang disebabkan oleh infeksi
streptokokus grup A. Demam rematik mempengaruhi semua persendian,
menyebabkan poliarthritis. Jantung juga merupakan organ sasaran dan
merupakan bagian yang kerusakannya paling serius.
Kerusakan jantung dan lesi sendi bukan akibat infeksi, artinyan jaringan tesebut tidak mengalami infeksi atau secara langsung rusak oleh organisme tersebut, namun hal ini merupakan fenomena sensitivitas atau reaksi yang terjadi sebagai respons terhadap streptokokis hemolitikus.
Sebagian
kecil orang dengan demam rematik menjadi sakit berat dengan gagal
jantung yang berat , disritmia serius dan pneumonia rematik. Seseorang
harus dirawat di ruang perawatan intensif.
Demam rematik adalah penyakit akut yang datang terutama dengan gejala-gejala nyeri dan bengkak sendi dan gejala-gejala yang lain sesuai dengan kriteria Jones. Penyakit jantung rematik adalah penyakit jantung kronik yang disebabkan oleh demam rematik.
Demam rematik bisa menimbulkan kelainan pada jantung, sendi, kulit dan otak. Pada jantung kelainan bisa terjadi pada katub-katub jantung yang disebut sebagai penyait jantung rematik. Penyakit ini menyerang anak pada usia 6-15 tahun, biasanya timbul 20 hari setelah terjadi infeksi. Infeksi dapat saja terjadi tanpa ada geala yang disarankan.
Demam rematik akut berhubungan dengan derajat variasi valvulitis dan miokarditis. Penelitian di Nwe Zealand memperlihatkan bahwa disfungsi kontraksi ventrikel kiri selama dan setelah demam rematik akut tergantung pada tingkat dan tipe regurgitasi aorta dan mungkin di pengaruhi oleh intervensi bedah.
Demam rematik harus mencakup kenyataan bahwa ada pebedaan dalam kerentanan tehadap perkembangan demam rematik, meliputi insiden demam rematik dan penyakit jantung rematik yang tidak biasa pada anggota kelompok keluarga tertentu.
Kerusakan jantung dan lesi sendi bukan akibat infeksi, artinyan jaringan tesebut tidak mengalami infeksi atau secara langsung rusak oleh organisme tersebut, namun hal ini merupakan fenomena sensitivitas atau reaksi yang terjadi sebagai respons terhadap streptokokis hemolitikus.
Demam rematik adalah penyakit akut yang datang terutama dengan gejala-gejala nyeri dan bengkak sendi dan gejala-gejala yang lain sesuai dengan kriteria Jones. Penyakit jantung rematik adalah penyakit jantung kronik yang disebabkan oleh demam rematik.
Demam rematik bisa menimbulkan kelainan pada jantung, sendi, kulit dan otak. Pada jantung kelainan bisa terjadi pada katub-katub jantung yang disebut sebagai penyait jantung rematik. Penyakit ini menyerang anak pada usia 6-15 tahun, biasanya timbul 20 hari setelah terjadi infeksi. Infeksi dapat saja terjadi tanpa ada geala yang disarankan.
Demam rematik akut berhubungan dengan derajat variasi valvulitis dan miokarditis. Penelitian di Nwe Zealand memperlihatkan bahwa disfungsi kontraksi ventrikel kiri selama dan setelah demam rematik akut tergantung pada tingkat dan tipe regurgitasi aorta dan mungkin di pengaruhi oleh intervensi bedah.
Demam rematik harus mencakup kenyataan bahwa ada pebedaan dalam kerentanan tehadap perkembangan demam rematik, meliputi insiden demam rematik dan penyakit jantung rematik yang tidak biasa pada anggota kelompok keluarga tertentu.
Rematik dan Pengobatannya
Penyakit rematik dapat menyerang laki-laki dan perempuan pada
segala usia, tetapi kelompok usila lebih banyak terkena serangan
rematik. Penyakit ini ditandai dengan keluhan utama rasa sakit atau
pegal linu dan rasa kaku. Bisa pula terjadi bengkak sendi, gangguan
gerak, dan lemah otot.
Rematik menahun (kronis) bisa menimbulkan cacar di bagian tubuh yang terkena. Dengan demikian, rematik merupakan kumpulan gejala yang penyebabnya beraneka ragam, tetapi perwujudannya hampir serupa.
Pengobatan rematik pada umumnya hanya mengurangi gejala dan tidak menyembuhkan atua memberantas penyakit sesungguhnya. Kebanyakan penderita berusaha mengobati sendiri dengan minum jamu karena obat modern sering memiliki efek samping pada lambung serta ketergantungan. Biasanya, penyembuhan gejala rematik ini membutuhkan waktu yang cukup lama.
Pada kelompok usila, gejala rematik dapat dikurangi dengan melakukan olahraga teratur dan sesuai. Selain itu, ada beberapa ramuan tradisional yang dapat mengurangi atau mengobati gejala rematik.
Rematik menahun (kronis) bisa menimbulkan cacar di bagian tubuh yang terkena. Dengan demikian, rematik merupakan kumpulan gejala yang penyebabnya beraneka ragam, tetapi perwujudannya hampir serupa.
Pengobatan rematik pada umumnya hanya mengurangi gejala dan tidak menyembuhkan atua memberantas penyakit sesungguhnya. Kebanyakan penderita berusaha mengobati sendiri dengan minum jamu karena obat modern sering memiliki efek samping pada lambung serta ketergantungan. Biasanya, penyembuhan gejala rematik ini membutuhkan waktu yang cukup lama.
Pada kelompok usila, gejala rematik dapat dikurangi dengan melakukan olahraga teratur dan sesuai. Selain itu, ada beberapa ramuan tradisional yang dapat mengurangi atau mengobati gejala rematik.