Rabu, 16 Juli 2014

Tidur Segera Setelah Makan Sahur, Sehatkah?

Sebutkan nama orang yang tidak pernah merasa mengantuk setelah makan besar! Tidak ada. Setelah kita makan besar, terutama bila di dalamnya terdapat karbohidrat, atau apapun yang mengandung glukosa, seperti nasi, pasti akan merasa mengantuk. Mengapa begitu? Ini bisa dijelaskan secara ilmiah, bukan hanya mitos.

 Rasa kantuk yang datang setelah kita makan sebenarnya adalah kondisi yang normal, yang disebabkan oleh nutrisi yang masuk ke dalam tubuh dari makanan yang kita konsumsi. Kita sebagai orang asia (dan Indonesia, khususnya) tentunya sering mengonsumsi nasi, sebagai makanan pokok. Nasi mengandung glukosa yang dapat menghambat kerja sel-sel neuron dalam tubuh kita. Hal ini mengakibatkan kita cenderung bermalas-malasan, mengantuk, dan berhasrat untuk tidur. Sebuah penelitian di Inggris menemukan bahwa glukosa dapat menghentikan sinyal-sinyal aktif menuju otak. Misalnya perintah agar mata tetap terjaga.

Glukosa ternyata mampu menutup neuron-neuron penghasil protein mikro yang menjaga kesadaran tubuh manusia. Kadar glukosa dalam jumlah banyak di dalam tubuh bisa menyebabkan rasa kantuk yang hebat. Namun sebaiknya kita dapat mengendalikan rasa kantuk tersebut, agar kita tidak benar-benar tertidur. Hal yang sama dapat terjadi ketika kita makan sahur di bulan Ramadhan. Setelah makan sahur yang biasanya menu utamanya adalah nasi, kita akan kembali merasa mengantuk, terlebih, waktu sahur sebenarnya memang ‘memotong’ waktu normal tidur kita.

Di bulan puasa, tubuh kita seperti mengalami ‘jet lag’, karena harus bangun dan makan sahur di waktu yang biasanya kita sedang dalam keadaan tertidur. Namun, Anda harus ingat, bila Anda mengikuti hasrat Anda untuk tidur setelah makan sahur, Anda harus menanggung konsekuensinya. Apa risiko yang akan kita hadapi bila tidur segera setelah makan sahur? Memang, untuk dapat menahan kantuk setelah makan sahur itu sulit. Apa lagi bila Anda harus beraktivitas di pagi harinya, biasanya hal ini yang dijadikan alasan utama Anda untuk tidur setelah makan sahur. Tapi justru alasan itu yang paling salah. Karena, setelah kita bangun dari tidur setelah sahur, biasanya kita malah akan merasa lemas, dehidrasi dan pusing kepala. Hal ini justru yang ingin kita hindari bila kita sedang mempersiapkan diri untuk bekerja, bukan? Hal di atas hanya efek minimal saja. Ada risiko lain yang lebih besar, yaitu sebagai berikut:

1. Ketika tidur metabolisme semua organ dalam tubuh akan melambat. Sehingga, kinerja organ-organ dalam sepeti usus dan lambung akan mencerna makanan dengan lambat. Akibatnya makanan tidak tercerna dengan sempurna, sehingga mengancam tubuh kita dengan asam nitrit dan gas racun amonia. Lebih jauh lagi, Makanan yg tidak tercerna dgn sempurna akan ‘diserap’ oleh bakteri jahat yang bersifat anaerob (miskin oksigen). Selain itu, jika jumlah bakteri jahat dalam lambung & usus menjadi dominan, maka hasil metabolisme bakteri yang bersifat asam (asam nitrit) tersebut akan meningkatkan derajat keasaman tubuh kita. Pasa saat derajat keasaman tubuh (PH) kita meningkat drastis, misalnya, di atas 4, maka sel kanker dalam tubuh kita dapat berkembang pesat.

2. Asam nitrit juga sangat beracun bagi liver kita. Saat kadarnya tinggi, maka liver akan bekerja terlalu keras melawan racun. Kemudian sel darah putih akan diproduksi secara gencar sebagai tentara yang melawan bakteri jahat tersebut. Jika sel darah putih diproduksi berlebih, kadar sel darah pada tubuh kita akan menjadi tidak seimbang. Akibatnya, layaknya tentara yang kelebihan daya, sel darah putih justru malah akan melakukan penyerangan terhadap bakteri baik yang bermanfaat bagi tubuh kita.

3. Saat kita bangun dari tidur setelah sahur, terkadang kita merasakan perut kembung. Hal ini disebabkan oleh makanan yang kita makan saat sahur naik kembali atau berbalik arah. Bukan rasa kenyang yang didapat, justru malah rasa mual dan perut terasa tidak nyaman. Itu semua karena naiknya asam lambung dalam perut. Bagi anda yang memiliki keluhan penyakit maag atau tungkak lambung, kebiasaan tidur setelah sahur ini malah akan semakin memperparah penyakit Anda selama berpuasa.Terkadang, kandungan asam pada lambung naik sampai ke kerongkongan (esofagus), atau disebut dengan esophageal reflux, yang bisa saja mencapai saluran pernapasan. Esophageal reflux dapat menyebabkan inflamasi (peradangan), kerusakan pada kerongkongan, paru-paru dan laring (kotak suara). Proses keseluruhan secara medis disebut Gastroesophageal Reflux Disease (GERD). Sebesar 10% penderita GERD parah yang telah berlanjut ke tingkat Barret’s esophagus dapat meningkatkan risiko terkena kanker kerongkongan.

4. Sebagai efek merusak lainnya, saat tertidur dalam keadaan baru terisi, lambung dan usus tidak mencerna secara optimal, maka makanan menumpuk dalam usus dan membusuk tak terurai menjadi seperti sampah. Ketika tak tercerna sempurna, sari-sari makanan tidak terserap, dan makanan sisa tidak terubah menjadi feces (kotoran) yang normal, terjadilah penumpukan gas racun amonia dalam tubuh. Gas inilah yang menyebabkan mulut kita atau platus (gas buang angin) menjadi beraroma tidak sedap melebihi aroma normalnya.

 Bagaimana dengan mitos yang menyatakan bahwa, kebiasaan makan sebelum tidur akan menyebabkan penumpukan lemak dan kolesterol dalam darah, yang akan mengakibatkan obesitas, penyakit jantung dan stroke? Ya, betul, jika yang Anda makan itu adalah makanan tinggi kalori dan lemak. Tapi bila Anda makan makanan sehat, rendah kalori dan lemak sebelum tidur, justru tidak masalah, selama Anda memang benar-benar merasa lapar di malam hari. Makanan seperti buah-buahan, sayuran mentah, yogurt rendah lemak dan puding rendah gula bisa jadi camilan penunda lapar saat sebelum Anda tidur. Kesimpulannya, dalam hal ini, bukan masalah KAPAN Anda makan, tapi APA yang Anda makan.

 Lain halnya dengan makan sahur, karena Anda membutuhkan asupan nutrisi yang cukup untuk energi selama berpuasa, Anda diperbolehkan mengonsumsi makanan berat, asalkan tidak kembali tidur setelahnya. Bilapun Anda benar-benar harus tidur setelah sahur, setidaknya tunggulah sampai 2 – 3 jam setelah makan, sampai semua makanan yang dikonsumsi sudah berhasil turun melewati lambung dan tidak akan berbalik arah saat berbaring tidur nanti. Beri waktu bagi tubuh untuk melakukan metabolisme terhadap makanan dengan baik dan normal, maka, Anda akan dapat mencegah berbagai risiko penyakit di atas. Selain itu, Andapun tidak perlu khawatir akan melewatkan waktu ibadah shalat Subuh. Mudah-mudahan ibadah puasa Ramadhan Andapun akan menjadi lebih sempurna. Amin.
Comments
0 Comments

0 komentar:

Posting Komentar

Terima kasih sudah mengunjungi artikel kami,semoga bermanfaat dan Bila ingin komentar silahkan komentar dengan sopan,.