Masuknya udara tersebut ke dalam rongga pleura dibedakan dengan dua cara:
Pneumothoraks Spontan
Pneumothoraks spontan primer terjadi pada penderita yang tidak ditemukan penyakit paru-paru. Jenis Pneumothoraks ini disebabkan oleh pecahnya kantung kecil berisi udara di dalam paru-paru yang disebut bleb atau bulla.
Penyakit ini sering menyerang pada pria berpostur tinggi-kurus, yang
berusia 20-24 tahun. Faktor yang cenderung menyebabkan penyakit ini
adalah merokok sigaret dan riwayat keluarga dengan penyakit yang sama.
Kondisi ini dapat terjadi berulang-ulang dan seringnya menjadi kondisi
yang kronis.
Sedangkan pada Pneumothoraks spontan
sekunder adalah komplikasi dari penyakit paru-paru, seperti penyakit
paru obstruktif menahun, asma, fibrosis kistik, tuberkulosis, dan batuk
rejan.
Pneumothoraks Traumatik
Pada Pneumothoraks ini terjadi
akibat cedera traumatik pada dada. Traumanya bersifat menembus seperti
luka tusuk dan peluru, atau tumpul seperti benturan pada kecelakaan
kendaraan bermotor. Selain itu, bisa juga dikarenakan komplikasi
tindakan medis tertentu, misalnya Torakosentesis. Udara luar masuk ke dalam rongga pleura melalui luka tusuk atau pneumothoraks disengaja (artificial) dengan terapi, dalam hal pengeluaran atau pengecilan kavitas proses spesifik yang sekarang tidak dilakukan lagi. Tujuan pada Pneumothoraks sengaja adalah diagnostik untuk membedakan massa, apakah berasal dari pleura atau jaringan paru. Sedangkan penyebab Pneumothoraks lainnya adalah tindakan biopsi paru dan pengeluaran cairan rongga pleura.
Masuknya udara melalui mediastinum yang bisanya disebabkan trauma pada trachea atau esophagus akibat tindakan pemeriksaan dengan alat-alat (endoskopi) atau benda asing tajam yang tertelan. Keganasan pada mediastinum dapat pula mengakibatkan udara dalam rongga pleura melalui fistula
antara saluran napas proksimal dengan rongga pleura. Udara tersebut
juga bisa berasal dari subdiafragma dengan robekan lambung akibat suatu
trauma atau asbes subdiafragma dengan kuman pembentuk gas.