Ladies mungkin susah
menghentikan kebiasaan jajan sembarangan. Hati-hati lho ladies, berbagai
macam penyakit mengintai dimana-mana. Jajanan yang dibeli di luar sana
sangat mungkin mengandung zat-zat kimia berbahaya yang dapat menyebabkan
penyakit salah satunya penyakit gagal ginjal.
Jika ladies merasakan beberapa gejala seperti jumlah air seni
sedikit, kaki bengkak, mudah mengantuk, dan merasa bingung bisa jadi
ladies sedang merasakan gejala penyakit gagal ginjal. Apalagi jika
memang kebiasaan sehari-hari ladies juga sering mengonsumsi makanan
berzat aditif. Sebaiknya ladies segera melakukan deteksi apakah memang
ladies mengidap penyakit ini.
Dijelaskan dalam www.kidney.org, deteksi penyakit gagal ginjal ini bisa dilakukan dengan melakukan tiga rangkaian tes mudah yang bisa Anda lakukan di rumah sakit terdekat, tes kesehatan ini diperlukan untuk mengonfirmasikan diagnosis serta merencanakan pengobatan.
Apa saja tiga rangkaian tes itu? Yuk simak ulasan lengkapnya :
1. Tes Tekanan Darah
Tes tekanan darah diperlukan untuk mengetahui tinggi rendahnya tekanan darah Anda. Seperti diketahui, tekanan darah yang tinggi merupakan penyebab paling umum dari penyakit gagal ginjal. Jika Anda memiliki tekanan darah tinggi, sekitar 140/90 mmHg, maka bisa dipastikan Anda mengalami hipertensi. Oleh sebab itu, selalu mengontrol tekanan darah sangat penting untuk menurunkan resiko terkena penyakit gagal ginjal, jantung, serta stroke.
2. Tes Urine
Albumin Kreatini Ratio digunakan untuk mengukur jumlah kebocoran albumin ketika ginjal mengalami kerusakan. Pemeriksaan sampel urine ini juga bisa menjadi pemerikasaan visual untuk warna. Kita bisa mengetahui kondisi kesehatan ginjal kita berdasarkan warna urine yang kita keluarkan.
3. eGFR
estimate-Gromerular Filtration Rate diperkirakan dari hasil serum (atau darah) tes kreatinin. eGFR dapat memberitahu seberapa baik ginjal Anda bekerja untuk menghilangkan limbah (kotoran) dari darah Anda. eGFR merupakan cara terbaik untuk memeriksa fungsi ginjal Anda. Jika GFR Anda menunjukkan angka 60 mL/men/1.73 m2 atau lebih, ini berarti ginjal Anda berfungsi dengan normal.
Namun, apabila GFR Anda menunjukkan angak dibawah tersebut, ini menandakan bahwa Anda menderita penyakit gagal ginjal. Catatan penting untuk nilai GFR ini adalah bahwa GFR menurun sesuai dengan usia Anda. Oleh sebab itu, tanyakanlah secara mendetail pada dokter yang menangani Anda.
Dijelaskan dalam www.kidney.org, deteksi penyakit gagal ginjal ini bisa dilakukan dengan melakukan tiga rangkaian tes mudah yang bisa Anda lakukan di rumah sakit terdekat, tes kesehatan ini diperlukan untuk mengonfirmasikan diagnosis serta merencanakan pengobatan.
Apa saja tiga rangkaian tes itu? Yuk simak ulasan lengkapnya :
1. Tes Tekanan Darah
Tes tekanan darah diperlukan untuk mengetahui tinggi rendahnya tekanan darah Anda. Seperti diketahui, tekanan darah yang tinggi merupakan penyebab paling umum dari penyakit gagal ginjal. Jika Anda memiliki tekanan darah tinggi, sekitar 140/90 mmHg, maka bisa dipastikan Anda mengalami hipertensi. Oleh sebab itu, selalu mengontrol tekanan darah sangat penting untuk menurunkan resiko terkena penyakit gagal ginjal, jantung, serta stroke.
2. Tes Urine
Albumin Kreatini Ratio digunakan untuk mengukur jumlah kebocoran albumin ketika ginjal mengalami kerusakan. Pemeriksaan sampel urine ini juga bisa menjadi pemerikasaan visual untuk warna. Kita bisa mengetahui kondisi kesehatan ginjal kita berdasarkan warna urine yang kita keluarkan.
3. eGFR
estimate-Gromerular Filtration Rate diperkirakan dari hasil serum (atau darah) tes kreatinin. eGFR dapat memberitahu seberapa baik ginjal Anda bekerja untuk menghilangkan limbah (kotoran) dari darah Anda. eGFR merupakan cara terbaik untuk memeriksa fungsi ginjal Anda. Jika GFR Anda menunjukkan angka 60 mL/men/1.73 m2 atau lebih, ini berarti ginjal Anda berfungsi dengan normal.
Namun, apabila GFR Anda menunjukkan angak dibawah tersebut, ini menandakan bahwa Anda menderita penyakit gagal ginjal. Catatan penting untuk nilai GFR ini adalah bahwa GFR menurun sesuai dengan usia Anda. Oleh sebab itu, tanyakanlah secara mendetail pada dokter yang menangani Anda.
0 Comments
