Timbulnya serangan asma bisa dipengaruhi
beberapa faktor predisposisi dan presipitasi. Faktor predisposisi
adalah genetik, sementara faktor presipitasi adalah alergen, stress,
perubahan cuaca, aktivitas fisik yang berat atau olahraga berlebihan,
serta lingkungan kerja.
Penderita asma akan mengalami kesulitan
saat bernapas akibat kontraksi spastik dari otot polos bronkus
(bronkokonstriksi). Umumnya serangan asma disebabkan oleh
hipersensitivitas bronkhioulus dengan benda-benda asing di udara.
Berkaitan dengan penyakit asma, berbagai
penelitian dilakukan untuk mengetahui efektivitas habatussauda pada
penderita asma. Menurut hasil penelitian tersebut, dapat diketahui:
- Biji Habbatussauda mempunyai efek bronkodilator
- Minyak biji Habbatussauda peroral dapat menurunkan infiltrasi sel radang pada saluran pernapasan mencitBalb/ C jenis asma alergi.
- Nigellone, kandungan dalam Habbatussauda berfungsi sebagai bronkodilator, menghambat pelepasan histamin oleh sel mast.
Penelitian ini telah diuji pada hewan
maupun penderita asma dewasa dan anak-anak. Hasil penelitian menunjukkan
efektivitas anti asma bekerja lebih baik pada anak-anak ketimbang orang
dewasa.
Dalam riset tersebut, uji Habbatussauda diberikan kepada anak usia 5 hingga 15 tahun. Pengukuran dilakukan terhadap Pulmonary index (PI) dan Peak Expiratory Flow Rate
(PEFR). Kesimpulan dari penelitian tersebut menyebutkan bahwa pemberian
Habbatussauda memberikan keuntungan dalam terapi yang diberikan.
Pada terapi ini sebaiknya dilakukan
dengan dosis yang tepat. Untuk menangani asma bronkhial dengan minyak
dosisnya adalah 40 sampai 80 mg/ kg perhari. Untuk mendapatkan efek yang
cepat, campurkan setengah sendok makan minyak Habbatussauda dalam
minuman panas. Hirup kuat-kuat uapnya, lalu minum airnya hingga habis
bila sudah dingin. Lakukan 2 kali sehari. Ketika menghirup uap minyak
habbatussauda ini, usahakan mata dalam keadaan tertutup karena
seringkali minyak volatilnya berasa pedih di mata.